0
Menghilanglah
Posted by ardianti lestari aris
on
06.01
Aku berada di tengah-tengah proses menuju amnesia sebagian.
Aku berada di tengah-tengah menghapus ingatan yang selalu bermunculan setiap
hari, setiap jam, setiap hujan, setiap shalat. Aku berada di tengah-tengah
perjuangan menghapus satu nama dalam
kehidupan ku, dan keluargaku.
Malam ini ayah menelponku, dan banyak nama mu disebut dalam
percakapan kami. Setiap kali nama itu disebut, hanya teriakan tidak setuju yang
ku haturkan pada ayahku “BERHENTILAH MEMINTA TOLONG PADA ORANG LAIN. LAKUKAN
SENDIRI SAJA!!” Maafkan aku ayah, harus dengan teriakan dan kalimat seperti itu
yang ku keluarkan untuk hanya menyampaikan maksud “Tolonglah ayah, berhentilah
menyebut namanya.”. Maafkan aku ayah, sudah berteriak sekencang itu padamu. Hanya
saja jika aku tidak berteriak maka kamu akan mendengarku menangis. Dan aku
tahu, hal itu hanya akan membuatmu semakin khawatir.
Aku tidak apa-apa. Hanya tolong, tempatku pulang hanya
keluarga. Jika masih disebut nama mu dalam keluargaku, maka tidak akan ada lagi
tempatku pulang. Aku hanya tidak mau mengingatmu, mendengar namamu. Jika aku
pergi, lalu aku rindu rumahku? Aku tidak akan bisa pulang jika tahu keluarga ku
pun masih sering berhubungan dengan mu. Harus ku pastikan bahwa tidak ada lagi
orang di dalam keluargaku yang menyebut nama mu. Tidak ayahku, tidak ibuku,
tidak kakak ku, tidak adikku. Agar jikalau aku pergi jauh, aku punya tempat
untuk pulang.
Aku ingin pastikan bahwa namamu tidak akan lagi disebut
didalam keluarga ku, agar suatu hari jika aku siap berjalan beriringan dengan
orang baru, tidak lagi ada ragu karena mendengar namamu. Tidak lagi bergejolak
hatiku karena mendengar namamu. Karena yang di dalam hati ini butuh latihan. Latihan
agar terbiasa tidak merasa. Latihan agar bahkan bukan Cuma otakku yang lupa,
tapi hatiku pun ikut lupa. Sudah cukup
aku merasa bodoh dengan perasaan bodoh ini. Sudah cukup mempertahankan ini
semua. Sudah cukup berusaha untuk hal yang sia-sia. Sekarang, waktunya pergi
dan melupakan. Jika suatu hari rindu rumah, maka ada keluarga yang siap
menerimaku dengan baik.
Hanya itu saja Tuhan, kumohon beri petunjuk.
Posting Komentar