0
Berbahagialah, Lelaki Yang Memberiku Tempat Duduk di Bus
Posted by ardianti lestari aris
on
07.47
Hujan…
Hujan ini seakan persetujuan
Allah atas doa untuk menjauhkan kita. Berat
sekali rasanya harus pergi. Tapi kamu yang menyuruhku pergi. Sekalipun berates-ratus
kali aku menolak pergi. Atau aku katakan aku pergi, lalu kembali lagi, lalu
pergi lagi, lalu kembali lagi. Tapi kali ini, kali ini adalah FINAL. Sudahlah,
Tuhan saja tidak setuju.
Hujan….
Dibawah hujan kita tetapkan hati
untuk bersama, sekali pun di tempat yang tidak begitu indah yang banyak dikhayalkan
gadis-gadis beranjak remaja sepertiku dulu. Di depan rumah orang lain, di
gerbang masuknya perumahan dimana rumahku berdiri kokoh dengan jarak kurang
lebih 500 meter dari tempat kita saat itu. Dengan cara yang tidak kreatif, kita
bersama.
Namun Hujan pula yang mengakhiri
semuanya. Entah apa perasaan mu padaku, apakah masih mencintaiku atau tidak. Namun
yang perlu kau tahu, bahwa aku benar-benar tidak ingin lagi menyakiti siapapun.
SIAPAPUN. Aku pun ingin bahagia. Jadi suatu hari nanti, ketika aku benar-benar
pergi jauh, sementara ada harapan di
dalam hatimu yang tidak ku ketahui untuk berjodoh denganku. Maka ku mohon,
jangan salahkan aku jika akan ada hari dimana aku telah benar-benar pergi,
benar-benar tidak bisa kembali lagi padamu. Karena itu kupertahankan mu tanpa
menyerah. Karena itu ku perjuangkan mu tanpa kenal lelah. Karena aku pun tidak
mau, membiarkan mu pergi dan tidak dapat menjangkaumu lagi dimasa depan. Bukan
aku tidak percaya jodoh adalah Tuhan yang atur. Tapi lebih karena aku percaya
bahwa tidaklah berubah takdir suatu kaum jika bukan mereka sendiri yang
mengubahnya. Karena itu aku tidak menyerah, aku memilihmu sebagai jodohku
dengan resiko yang sudah ku pikirkan mungkin akan terjadi. Namun, kamu
menyuruhku pergi. Mengusirku, mengabaikan ku.
Dan lalu kuartikan, bahwa ini
mungkin cara Tuhan untuk membuatku menyerah. Ini mungkin cara Tuhan untuk
membuat kita tidak berjodoh. Karena Jodoh, adalah cinta kedua belah pihak,
bukan salah satunya. Jadi, ku relakan. Aku akan pergi sesuai mau mu. Ke tempat
yang jauh yang tidak akan bisa lagi kau jangkau, supaya tidak ada orang yang
sering kau sebut “pengganggu”. Maka, berbahagialah. Aku mungkin bukan yang
terbaik buatmu. Mungkin aku terlalu memaksakan kehendak, atau mungkin adalah
buruk caraku untuk bersamamu. Tapi, asal kamu tahu wahai lelaki yang dengan
ikhlas memberikan ku kursi di Bus, cinta ini yang akan menguatkan ku. Memberiku
harapan. Semoga kelak kau temukan orang yang bisa membuatmu berusaha tanpa
menyerah seperti dulu kau berusaha untuk
ku, dan seperti sekarang aku yang berusaha untukmu.
Teruntuk : Lelaki hebat yang
telah ikhlas memberikan tempat duduknya padaku saat di bus, dan rela duduk di
lantai bus bersama barang-barang. Aku Jatuh cinta pada mu saat itu, tepat
setelah kau tersenyum dan mempersilahkan ku duduk.
Maafkan aku, untuk semuanya,
maafkan aku setulusnya maaf. Kudoakan apapun yang terbaik dan membuatmu bahagia.
Someday, when I sit down on a bus alone, I will always remember you and smile. :)
Source : Google |
Posting Komentar