0
DEAR Volunteers,
Posted by ardianti lestari aris
on
10.16
Pernahkan berpikir setelah menempuh satu tahun di Save
Street Child Makassar, lalu kembali flash back tentang apa sebenarnya tujuan
kakak-kakak ikut begabung bersama kami?
Atau tentang bagaimana volunteer itu sebenarnya?
Sekedar berbagi, mungkin kakak-kakak merasakan hal yang
sama. Saya sebelum menyatakan iya untuk mendirikan SSCM pun berpikir sampai
seminggu , apakah mampu mengemban tanggung jawab. Apakah mampu melaksanakan
kegiatan yang sebelumnya saya tidak pernah laksanakan di aktifitas saya
sehari-hari. Dan akhirnya mengatakan iya dengan perasaan setengah-setengah.
Semakin ke sini, perjalanan semakin sulit. Bertemu banyak
orang, menggabungkan banyak ide, menjawab banyak pertanyaan, namun tetap kami
lakukan demi berkembangnya SSCM.
Lalu hari ini terjadi, dimana saya tidak menghadiri rapat
dan ada sesuatu yang terjadi, yang saya tidak tahu telah (mungkin) menyakiti
hati volunteer. Dan, mulailah status twitter bertubi-tubi muncul yang saya
tidak pernah bayangkan sebelumnya akan ditujukan kepada partner saya
@ariniaris.
Dari jauh hari, saya sudah sempat membicarakan hal tersebut
dengan arin. Bagaimana kalau suatu hari ada yang mengatakan bahwa, kamu siapa
mau marah? Kamu emang gaji saya? atau memang saya pembantu? Cuma saat itu saya
hanya berangan-angan dan tidak membayangkan jika itu akan benar terjadi. Jadi,
tidak sempat saya memikirkan jawaban untuk pertanyaan seperti itu. Namun akan
saya coba jawab semampu saya.
Pertama, saya tidak pernah memposisikan diri saya sebagai
pendiri atau apalah namanya. Saya volunteer sekaligus crew, sekaligus
(kadang-kadang) donator, sekaligus kakak untuk adik-adik kelas belajar. Namun kali
ini, sebagai salah satu pendiri SSC Makassar, saya memohon maaf
sebesar-besarnya kepada volunteer yang sudah bergabung jika sampai sekarang
belum mendapatkan manfaat dari bergabungnya kalian di SSC Makassar. Baik berupa
Materi ataupun Non-materi.
Yang kedua, saya sebagai adik dari @ariniaris meminta maaf
atas amarah yang meledak-ledak dari kakak saya.
Tapi , saya tahu betul beliau seperti apa. Tidak pernah ada sedikitpun
di hatinya bahwa kakak-kakak volunteer kami adalah pembantu. Begitupun saya.
Kami berdua, benar-benar sangat bersyukur atas hadirnya kakak-kakak volunteer
untuk membantu kami mengurusi komunitas ini. Bukankah sudah kami jelaskan di
tulisan kami sebelumnya atas seberapa syukurnya kami dikelilingi orang-orang
baik seperti kalian. Yang dengan sukarela membantu. Jika diantara kakak ada
yang merasa kami menjadikan kalian sebagai pembantu, maka dengan senang hati,
kami akan mundur dari SSC Makassar. Sayapun merasa kakak saya satu itu sudah
terlalu banyak mengurusi orang lain sampai melupakan dirinya sendiri.
Yang ketiga dan terakhir. Dan ini pendapat saya pribadi. Jika
ada masalah, apalagi masalah internal. Sebisa mungkin dibicarakan di internal.
Mengupdate status di social media sangat tidak keren. Apalagi status yang
meledak-ledak banget. Toh malas kan pamer-pamer masalah. Ini bukan tentang
siapa yang lebih hebat kok, tapi tentang siapa yang lebih dewasa. Malam ini si
kakak mengajukan usul menon-aktifkan SSC Makassar. Tapi kita cooling down dulu
yah, kalau memang tidak ada jalan tengah. Saya pun ikut mundur.
Terima kasih banyak kakak-kakak volunteer.
Best regard,
Hokage ke halaaahh lama…. DIAN.