0
Kapten Roket dan Prajurit Langit
Posted by ardianti lestari aris
on
12.44
Terima kasih telah menciptakan malam minggu – malam minggu
yang berarti untuk saya. Terima kasih tidak menjadikan (lagi) saya salah satu
perempuan yang hanya memikirkan diri sendiri. Tuhan, Tidak masalah saya tidak
punya waktu untuk diri sendiri demi megurusi kebaikan untuk orang lain. Saya tahu,
Engkaulah, Tuhan. Engkaulah yang akan mengurusi segala kebaikan untuk saya.
Untuk kami, Para Prajurit Langit.
Hari ini hari mendongeng untuk adik-adik kami di kelas
pantai losari yang biasa kami sebut Kelas PASI. Dan salah satu pendongeng hari
ini adalah aku. Entahlah aku membawakan dongeng yang baik atau tidak. Namun setiap
kali mengingat dongeng ini, aku menangis.
Kapten Roket dan
Prajurit Langit
Suatu hari, Tepat di tempat
kalian duduk saat ini, ada 9 orang anak yang juga pernah melakukan yang sama.
Bedanya, mereka tidak pernah berkelahi, mereka sangat anti sekali berbicara
kotor, dan mereka sangat bersemangat belajar. Mereka menyebut diri mereka
PRAJURIT LANGIT. Prajurit Langit sangat akrab satu sama lain. Mereka saling
melindungi dan tidak pernah bertengkar apalagi saling memukul. Jika ada salah
satu prajurit yang membutuhkan pertolongan, mereka semua akan langsung turun
tangan. Begitupun Jika ada prajurit yang melakukan kesalahan, maka prajurit
tersebut akan dihukum.
Prajurit Langit dipimpin oleh
seorang Kapten bernama Kapten Roket. Iya, Kapten ini lah yang telah membuat
semua prajurit langit menjadi solid, menjadi saling menghormati dan melindungi
satu sama lain, menjadi punya mimpi dan cita-cita yang tinggi. Kapten Roket
mempunyai seorang Prajurit yang sangat dekat dengannya. Prajurit ini adalah
satu-satunya prajurit perempuan dalam Prajurit Langit. Namun, Kapten Roket
sangat mempercayai prajurit ini.
Pada suatu hari, Kapten Roket
merasa sedikit kelelahan dan kemudian beristirahat di bawah pohon rindang
disebuah taman bunga yang sangat indah. Angin sepoi-sepoi seakan ikut
membantunya beristirahat. Lalu datanglah sang prajurit perempuan, ia bersandar
di pohon tepat disebelah Kapten Roket bersandar. Lalu bertanya…
“Kapten, Kenapa kapten sangat
melarang kami berkelahi? Padahal, kalau kami membela hak kami, bukankah
berkelahi akan baik-baik saja?” kata prajurit perempuan.
Tiba-tiba kapten Roket tersenyum
lalu memukul sang prajurit dengan keras. Prajurit Perempuan kaget.
“Kenapa Kapten memukulku?”
Katanya.
“Kau boleh balas memukulku, lalu
kita akan berkelahi. Apakah Sakit?” Kata Kapten Roket.
“Tentu saja sakit, Kapten. Dan
aku tidak akan memukul Kapten. Aku……” Sang prajurit perempuan tidak
melanjutkan.
“Kalau kau memukulku, maka aku
pun akan merasa sakit. Lalu aku akan marah, lalu memukulmu balik, lalu kau pun
marah dan memukuliku lagi, Tidak aka nada habisnya. Aku hanya tidak ingin
Prajuritku merasakan rasa sakit yang tidak perlu.” Kata Kapten Roket yang
diangguki oleh sang Prajurit Perempuan.
Kemudian,
“Lalu Kenapa kamu melarang kami
menyumpah dan berbicara kotor?” Tanya Prajurit Perempuan.
TIba-tiba wajah Kapten Roket
berbalik menatap wajah sang Prajurit sambil mengatakan …
“Kamu Bodoh, SUNDALA”
Sang Prajurit Kaget lagi, kali
ini ia ingin menangis. Namun Kapten Roket tertawa sambil meminta maaf.
“Maafkan aku. Bagaimana
Perasaanmu? Jangan menangis. Hahahahaha”
“Aku sangat sedih dan kaget,
Kapten.” Jawab sang Prajurit.
“Itulah Prajurit. Jangan pernah
menyumpahi atau berkata buruk pada orang. Karena perkataan buruk juga
menyakitkan. Bukan Badan. Tapi Hati. Dan itu lebih parah. Selain itu,
dibandingkan menyumpahi orang yang buruk, bukankah lebih baik jika menyumpahi
orang dengan kebaikan? Kata sebagian dari doa.” Jelas Kapten Roket Tersenyum.
Tibalah malam hari datang. Kapten
roket dan Prajurit Perempuan telah berlindung di Kastil tempat mereka biasa
beristirahat. Bersama dengan ke-6 prajurit lainnya. Cuaca sedang tidak
bersahabat, Hujan deras dan Petir yang sangat mengerikan menyambar-nyambar
diluar. Kegelapan yang menyelimuti seakan melengkapi. Lalu tiba-tiba dari arah
dapur seorang prajurit berteriak.
“KAPTEEN, FAHRI HILAAANG……!!”
Fahri adalah salah satu Prajurit
Langit. Kapten Berdiri dan memerintahkan semua Prajurit lain mencari Fahri di
setiap sudut ruangan sementara Ia memanggil Prajurit Wanita untuk mencari
diluar. Kapten Roket dan Prajurit Perempuan
menembus hujan deras dan petir demi mencari Fahri. Mereka berkali-kai
meneriakkan nama Fahri. Lalu tiba-tiba, sebuah suara terdengar. Memanggil
Kapten Roket dari kejauhan. Itu FAHRI, tergeletak lemas di tanah. Dia tersambar
petir.
Kapten Roket berlari menghampiri
lalu…
“Fahri, bertahanlah. Aku akan
membawa mu ke dokter.” Kata Kapten Roket. Sang Prajurit Perempuan telah
menangis sangat keras.
“Tidak Kapten. Tidak ada yang
bisa dilakukan.” Kata Fahri. Kapten mulai menangis. Merasa bersalah karena
tidak mampu menjaga Fahri.
“Kapten, Tolong sampaikan pada
ibuku, Aku menyayanginya. Dan Maafkan aku, karena aku belum menyelesaikan
sekolah ku.”
“Tidak Fahri, kau akan baik-baik
saja.” Kata Prajurit Wanita.
“Aku sangat ingin menyelesaikan
sekolahku dengan baik dan membuat ibuku bangga” Kata Fahri.
Pagi itu, sangat dingin. Bekas
hujan semalam. Dengan Embun kabut yang lumayan menyelimuti. Hari itu, Fahri
pergi. Kembali ke Sang Pencipta. Lalu
seiring waktu satu per satu Prajurit Langit mulai pergi meninggalkan Kapten
Roket. Mencari mimpi dan jalan mereka sendiri. Sekarang, yang tersisa hanyalah
Kapten Roket dan Prajurit Wanita. Dan mereka mencari pasukan langit berikutnya
yang siap mengemban tanggung jawab yang besar. .”
Cerita ini untuk Almarhum kak
Fahri, yang menderita penyakit leukemia stadium akhir. Yang meninggal kurang
lebih setahun yang lalu. Yang meninggal padahal sedang menggarap skripsi. Yang
belum sempat menyelesaikan kuliahnya karena Allah SWT berkehendak lain. Aku
tidak begitu mengenalnya, Aku hanya bertemu sekali dengannya. Tapi dari
pertemuan itu, aku tahu Beliau orang yang sangat KUAT.
Untuk Kapten Roket yang telah
membantuku banyak hal. ARINI LESTARI ARIS. Ayo, semangat. Kita memang pongorok
saat berdua, namun ini benar-benar luar biasa bisa berbagi komunitas,
mendirikan komunitas yang luar biasa dengan pemikiran- pemikiran biasa yang
mampu terealisasi. Terima kasih Banyak sudah menjadi kapten Roket yang hebat untuk
Prajurit Wanita, mengajarkan banyak hal, dan melakukan banyak hal gila. Yah,
Prajurit Wanita yang bernama Ardianti Lestari Aris.
Untuk kakak-kakak volunteer,
Selamat Bergabung dalam Pasukan Langit. Kami sangat berterima kasih setulusnya
terima kasih. J